Banyumas - Cikal bakal Jembatan Gantung Sungai Lopasir berawal dari jeritan sederhana masyarakat yang ingin terhubung, aman, dan ingin hidup lebih mudah.
Aspirasi itu sampai ke telinga prajurit TNI AD yang bertugas di wilayah, lalu mengalir ke satu gagasan besar, bahwa pembangunan sejati harus dimulai dari kebutuhan rakyat paling dasar.
Gagasan itu sejalan dengan program Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), yang menempatkan prajurit tidak hanya sebagai penjaga kedaulatan, tetapi juga penggerak solusi sosial.
Sebuah program nyata yang menjadi perpanjangan tangan dari ide besar Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Pembangunan yang berpihak pada rakyat, dari pinggiran, dan menyentuh langsung kehidupan masyarakat.
Jembatan ini bukan proyek biasa. Ia lahir dari filosofi bahwa negara harus hadir, bahkan di desa yang paling sunyi sekalipun.
Dengan gotong royong, pengabdian prajurit, dan doa warga, besi-besi mulai dirangkai, kabel-kabel ditarik, dan harapan pun dirajut di atas arus Lopasir.
Tepatnya hari ini, Selasa 30 Desember 2025, Komandan Kodim 0701/Banyumas, Letkol Inf Edward Samosir, mendampingi Kazidam IV/Diponegoro Kolonel Czi Parlindungan Simanjuntak meninjau hasil akhir pembangunan Jembatan Gantung yang kita saksikan sekarang.
Kehadiran TNI bersama perangkat desa dan elemen lainnya, hari ini untuk memastikan kualitas konstruksi sekaligus menguji kekuatan jembatan sebelum digunakan masyarakat.
Jembatan ini menjadi penghubung vital aktivitas warga, mulai dari akses ekonomi, pendidikan, hingga layanan sosial.
Jembatan Gantung Lopasir bukan sekadar bangunan, tetapi simbol gotong royong, pengabdian, dan kemanunggalan TNI dengan rakyat demi kesejahteraan bersama. (Pendim 0701/Bms)
.jpeg)

